Kami memiliki dua blog khusus untuk buku sastra, terutama buku-buku sastra yang tak ada di toko buku:

1. http://pustakapelabuhan.blogspot.com/ -berisi info2 buku sastra yang bisa dipesan langsung ke penulisnya. Anda bisa memberikan info buku2 sastra yang sedang terbit lewat dinding Indrian Koto atau Jualan Buku Sastra.

2. http://jualbukusastra.blogspot.com/. Berisi daftar buku yang bisa dipesan kepada kami secara langsung. Anda bisa bekerjasama dengan kami dalam distribusi kecil-kecilan.

Tuesday, May 3, 2011

Dongeng Afrizal Cerpen Persembahan Pringadi Surya Abdi


Judul: Dongeng Afrizal
Kumpulan Cerpen Pringadi Abdi Surya
Penerbit : Kayla, 2011

Harga : Rp 39.900

Membaca Dongeng Afrizal akan memunculkan ketidakstabilan dalam berpikir setelah berjalan jauh mencari harta karun berupa kejutan-kejutan yang ramai dibicarakan oleh pembaca Dongeng Afrizal. Kemustahilan yang disuguhkan Pringadi Abdi Surya itulah yang menjadi penyebab labil. Betapa tidak, pembaca bisa tersesat setelah menikmati teks-teks dalam cerpen Djibril dan Aku.

Dalam cerita ini dikisahkan tentang pertemuan Djibril dan tokoh Aku. Penggambaran tentang sosok Djibril sungguh di luar pengetahuan awam. Malaikat berlaku layaknya manusia biasa, bukan sosok yang sangat disucikan. Kematangan Pringadi mengolah kata mampu membuat pembaca sejenak melupakan bahwa itu adalah hasil imaji. Tetapi setelah pembacaan selesai, penulis yakin bahwa pembaca akan berpikiran negatif (meskipun kemungkinannya hanya sekitar beberapa detik pikiran negatif itu bertahan di kepala) "Jangan-jangan Pringadi bukan orang yang beragama."

Mungkin pula karena Pringadi adalah sosok pencinta kesunyian, imaji bisa meliar luar biasa dalam kesunyian yang dilakoninya. Kemustahilan lain yang muncul adalah pengisahan Tuhan dalam Fiksimaksi: Tuhan dan Racauan yang Tak Tuntas. Apa yang ada dipikiran jika dalam kisah itu pembaca disuapkan pengertian tentang Tuhan yang tak lebih dari tahi lalat atau sesuatu yang menuggu di halte tetapi kemudian tidak kebagian tempat duduk? Yakinkah Anda tidak sedang tersesat?  Tetapi jangan khawatir, Pringadi tidak sedang mengajak pembaca tersesat.

Setelah menikmati klimaks-klimaks dalam kelimabelas cerpen, antiklimaks disuguhkan dalam epilog yang cukup unik. Dikatakan unik karena Pringadi Abdi Surya mengajak pembaca bermain logika melalui rumus-rumus matematika. Rumus matematika dapat membuat antiklimaks? Sangat aneh, tetapi itulah kemustahilan tambahan yang akan dinikmati pembaca. Kemustahilan yang disebutkan di atas, diberi label lain oleh Pringadi sebagai sebuah kegilaan. Ya, ia menyebut dirinya gila.  

Pemesanan:
http://www.facebook.com/pringadiabdi.surya

No comments: