Judul: Lampuki
Penulis: Arafat Nur
Penyunting: Adi Toha dan Moh. Sidik Nugraha
Tebal: 436 halaman
Penerbit: Serambi
Sinopsis:
Inilah novel menyentuh dan mencerahkan berlatar Aceh pada masa penuh gejolak setelah kejatuhan Soeharto. Lampuki adalah sebuah satir cerdas tentang... gebalau konflik antara tentara pemerintah dan kaum gerilyawan yang pada ujungnya menyengsarakan orang-orang kecil tak berdosa.
Di pusat cerita adalah seorang lelaki kampungan berkumis tebal bernama Ahmadi. Dialah mantan berandal yang kemudian tampil menjadi pemimpin laskar gerilyawan yang berlindung di desa Lampuki. Si kumis yang banyak lagak ini menghasut para penduduk untuk mengangkat senjata melawan tentara yang datang dari pulau seberang.
Namun, walau dia selalu lolos dari kejaran orang-orang berseragam, para penduduk desalah yang kena batunya. Orang-orang tak berdaya itu kerap menjadi sasaran kemarahan tentara. Kisah kian menarik dengan bumbu cinta terlarang antara Halimah, istri Ahmadi yang bertugas mengutip pajak perjuangan ke rumah-rumah penduduk, dan Jibral si Rupawan, pemuda tanggung penakut yang menjadi pujaan hati gadis-gadis sekampung.
Novel ini ditulis penuh perasaan dan dengan rasa humor yang cerdas. Tak tampak penggambaran hitam-putih sehingga pesan melesap ke dalam cerita dengan bahasa yang lincah walaupun kental terasa pemihakan terhadap si lemah.
Keterangan:
Lampuki menang Sayaembara Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2010 bersama tiga novel lainnya, yaitu Persiden (Wisran Hadi), Jatisaba (Ramayda Akmal), Memoar Alang-alang (Hendri Teja).
Buku ini terdapat di toko buku kesayangan Anda
No comments:
Post a Comment