Kami memiliki dua blog khusus untuk buku sastra, terutama buku-buku sastra yang tak ada di toko buku:

1. http://pustakapelabuhan.blogspot.com/ -berisi info2 buku sastra yang bisa dipesan langsung ke penulisnya. Anda bisa memberikan info buku2 sastra yang sedang terbit lewat dinding Indrian Koto atau Jualan Buku Sastra.

2. http://jualbukusastra.blogspot.com/. Berisi daftar buku yang bisa dipesan kepada kami secara langsung. Anda bisa bekerjasama dengan kami dalam distribusi kecil-kecilan.

Wednesday, July 16, 2008

E.S. Ito yang Penuh Rahasia


Medee: Bahkan Monas pun Punya Kejutan
Judul buku : Rahasia Meede
Misateri Harta Karun VOC
Pengarang : E. S. Ito
Penerbit : Hikmah (PT Muzan Publika)
Tebal :675 Hal.
Cetakan III April 2008
Sebuah harta karun yang luar biasa. Bayangkan, Monumen Nasional (Monas) yang gagahd an menjadi simbol jakarta itu memiliki sebuah lubang rahasia di bawahnya. Jakarta memiliki sebuah jalan bawah tanah.
Tahukah dirimu bahwa monas adalah simbol kejantanan laki-laki dan perempuan dan persis pula dengan simbol VOC, persekutuan monopoli dagang di zaman kolonial. Simbol yang dalam bintang David dalam novel Da Vinci Codenya Dan Brown. Tentu ini bukan teka teki konspiratif agama. Meskipun demikian novel ini tetap berkisah tentang teror dan pembunuhan dan konspirasi menjatuhkan negara. Gila.
Kita digiring ke tempat-tempat ‘jauh’, tanah di mana Bung Hatta pernah tinggal, baik sebagai tawanan maupun meninggal. Kita diseret ke kepulauan Mentawai dan diperlihatkan pada deskripsi Ito tentang seni merajah tubuh yang konon tertua di dunia itu. di lain waktu kita di seret jauh ke Banda, pulau beraroma Pala dan menelisik kedalaman Papua. Itu semakin mempertontonkan kepiawaiannya bercerita dnegan berlapisnya peristiwa dan rahasia. Suatu waktu kita diseret ke Salido, kampung kecil di Pesisir Selatan Sumatera Barat.
Alur berlapis, tokoh yang memerankan beberapa karakter, rumusan sejarah jauh, misteri emas dan persekutuan jahat yang menjatuhkan Voc sampai KMB yang memperkokoh kemerdekaan Indonesia. Kita diseret pada pekerjaan mata-mata, terdampar di pidie, nyasar ke Timor lalu terbang ke Belanda. Novel luar biasa untuk biodata sependek T. S. Ito.
Dia mungkin penyuka sejarah, mencintai Koentjaraningrat, pelahap peta, menjelajahi halaman literatur dan tukang catat yang hebat sekaligus penafsir ulung. Hanya saja di sana sini, ‘aku’ pengarang Ito yang meledak-ledak tak bisa dihindarkan dalam narasi. Dia tak tahan untuk tak terlibat dan mengacuhkan tokoh-tokohnya berjalan sendirian. Ito sebagai pengarang merasa perlu turun tangan. Ia serupa Kalek, sang tokohnya yang ‘pesimis’ dengan kepicikan mental pejabat dan kota, serta membenci kapitalisme yang menggebu. Darah muda dan bakat aktivis pengarangkah?
Soal lain yang agak mengganjal adalah karakter tokoh yang nyaris sama. Semua tokoh adalah satu kesatuan milik pengarang. Tak ada identitas yang khas milik si Tokoh selain Guru Uban dan Gultom Jakarta. Selebihnya tokoh-tokohnya nyaris memiliki kadar pengetahuan yang sama, memiliki reverensi dan bacaan yang sama.
Pada bagian lain, Ito menempatkan sejarah pada seting peristiwanya dalam bentuk esai tak terelakkan. Beberapa reverensi seperti dicomot, seperti tambang Emas di salido dan perjanjian Batangkapeh, perang Taeh dan peran Arung Palaka di pesisir Barat Sumatera. Reverensi yang sama bisa kita temukan dengan gamblang dalam buku Plakat Panjang (entah karangan siapa, saya lupa).
Anda mungkin di akhir kisah merasa kecele dan seketika akan bersimpati pada Kalek yang semula begitu licik dan alot. Akhir yang mengesalkan setelah perjalnan panjang, berburuhan yang jauh dan roman yang berbelit. Rahasianya sederhana, “kami adalah anak muda yang menyukai petualangan.” mengitup Lisa.
Jadi apakah anda akan menikmatinya sebagai literatutr sejarah yang sebagian masih sangat rahasia atau membacanya sebagai novel detektif? Silahkan memilih. Tentu, sebagaimana Dan Brown, kandungan sastra menjadi tenggelam dalam lumatan bahasa-bahasa dan mistikologi dunia modern.
Dan Ito tentu bukan Dan Brown dan tentu bukan seorang Pram. Pun rasanya, komentar-komentar yang rumit di sampul depan, belakang dan bagian dalam terasa menggurui dan sok pintar nitimbang narasi Ito yang berapi-api.
Adakah celah lain bagi kritikus palsu dan sok tahu itu selain memuji?
Percayalah, memang ada harta karun rahasia Meede seperti juga Ratu Adil. (Koto).

No comments: