Kami memiliki dua blog khusus untuk buku sastra, terutama buku-buku sastra yang tak ada di toko buku:

1. http://pustakapelabuhan.blogspot.com/ -berisi info2 buku sastra yang bisa dipesan langsung ke penulisnya. Anda bisa memberikan info buku2 sastra yang sedang terbit lewat dinding Indrian Koto atau Jualan Buku Sastra.

2. http://jualbukusastra.blogspot.com/. Berisi daftar buku yang bisa dipesan kepada kami secara langsung. Anda bisa bekerjasama dengan kami dalam distribusi kecil-kecilan.

Monday, December 5, 2011

Perjumpaan dengan Banten Kumpulan Esei Wan Anwar

 Judul: Perjumpaan dengan Banten
Penulis: Wan Anwar
Penerbit: Kubah Budaya dan Berjaya Buku
Cetakan Pertama: November 2011
Tebal: vi + 232 halaman
Ukuran: 14 x 20.5 cm
Kertas: Book Paper
ISBN: 978-602-19376-0-0
Harga: Rp. 40.000 (Belum termasuk ongkos kirim)

__________________________________________________
Belajar tegak menjadi pribadi bukan tanpa resiko dan godaan keriuhan kolektivitas, masifikasi, keseragaman, kerumunan, kerap kali memerangkap dan tidak jarang saya merasa lolos. Saya pun menjadi pegawai negeri, menjadi kepala keluarga, masuk komunitas kesenian, terlibat dalam grup karaoke agar bisa sosialisasi di ke-RT-an, dan sejenisnya. Dalam komunitas-komunitas kelompok itu persatuan tak terelakan....
Di dalam keras berpikir apa pertanggungjawaban yang bisa diberi-kan sebuah komunitas/kelompok (persatuan), termasuk bangsa, selain dari pertanggungjawaban masing-masing pribadi, tiba-tiba ayah saya meninggal. Sebagai muslim ia dimandikan, dikafani, disalatkan dan dikuburkan secara kolektif oleh warga kampung di tempat saya lahir. Namun saya menyaksikan kenyataan bagaimanapun ayah saya sesungguhnya “sendirian”. Ia akan diminta pertanggungjawaban Tuhan sebagai seorang pribadi, bukan sebagai kesatuan kelompok. Menjadi semakin tegas... hampir semua urusan hidup manusia pada ujung-unjungnya mesti ditangani sendiri sebagai pribadi. (Wan Anwar, “Tegak Sebagai Pribadi”)
__________________________________________________

Buku ini terdiri atas 33 esei mendiang Wan Anwar (5 Maret 1970—23 November 2009), salah satu esei di antaranya berbahasa Sunda. Wan Anwar sebagai penulis mulai dikenal sejak tahun 1990-an, ketika ia menjadi mahasiswa IKIP Bandung. Beragam tulisannya dimuat di berbagai media lokal dan nasional, sejumlah antologi, jurnal ilmiah, dan dua buku tunggalnya: Sebelum Senja Selesai (Kumpulan Puisi, Yayasan Imaji Indonesia, 2002), dan Sepasang Maut (Kumpulan Cerpen, Mahatari, 2004). Buku ini merupakan kumpulan esei pertamanya. Penulis adalah alumni IKIP (kini UPI) Bandung (S-1), Universitas Indonesia (S-2, sempat S-3 di kampus yang sama tetapi tidak selesai karena ia tutup usia di tengah-tengah proses kuliah), dosen FKIP Untirta, mantan redaktur Majalah Sastra Horison. Selama ia tinggal di Jawa Barat dan selanjutnya di Banten, ia adalah penggagas sejumlah komunitas seni, antara lain ASAS UPI Bandung, Kafe Ide Untirta, UKM Belistra FKIP Untirta, Kubah Budaya, dan terlibat dalam berbagai penyelenggaraan pertemuan ilmiah, seminar, pertemuan seni, pergelaran seni, baik dalam skala lokal, nasional, maupun internasional. Semoga naskah-naskah Wan Anwar lainnya segera terbit, dan semoga ia tenang di sisi-Nya.

Berikut 33 esai yang termaktub di dalamnya:
1. Perjumpaan dengan Banten
2. Tegak Sebagai Pribadi
3. Esei dan Pelajaran Demokrasi
4. Abad Kebangkitan
5. Menjumpai Manusia di Sanggar Sastra
6. Kelisanan dan Literasi Masyarakat Kita
7. TBM dan Gerakan Membaca
8. Ubrug Masa Depan
9. Kultur Lokal dan Pemberdayaan Masyarakat
10. Pergulatan Interkultural dan Dunia Pendidikan
11. Menggali Akar, Menuju Luar
12. Gelisah dengan Kelangkaan Ulama
13. Jalan Syekh Nawawi
14. Ibarat Api, Kini Tinggal Terangnya
15. Obor Banten: Terbitnya Damar
16. Krisis Budaya, Keriangan, dan Lain-lain
17. Komersialisasi dan Tanggung Jawab Pendidikan
18. Pembelajaran Sastra: Keriangan dan Kearifan
19. Koran dan Karya Ilmiah Dosen
20. Menjumpai (yang) Sembunyi Sampai Mati
21. Kota Tanpa Bunga, Kota yang Kehilangan
22. Godaan Masalah dan Harga Sebuah Kisah
23. Tradisi Sebagai Berkah dan Masalah
24. Cerpen dan Hasrat untuk Terlibat
25. Sastra Buruh dan Perayaan Kesadaran
26. Sastra Islam Kita
27. Dari Pilkada ke Pilrek Untirta
28. Untirta dan Tantangan Lokal
29. Makan dan Pembangunan
30. Konde Terburai, Tradisi Pun Pudar
31. Teater Tanah dan Gerabah
32. Detik-detik Indonesia: Martin Jankowski
33. Menulis Diri: Pengakuan dan Harapan

Untuk mendapatkan buku ini, silakan hubungi Wahyu Arya (087882060332) atau Niduparas Erlang (085697088396). No. Rekening: 1003820218 a.n. Wahyudin, Bank BRI Syariah.

No comments: