Judul Buku: Jam Malam Kota Merah (Himpunan Cerpen)
Penulis: Toni Lesmana
Editor: A. Muttaqin
Penerbit: amper media
Cetakan Pertama: Februari 2012
Tebal: 112 Halaman
Harga: Rp. 50.000,-
Pemesanan: Melalui inbox saya atau hubungi 082115035978 (Wida).
Membaca buku kumpulan cerpen “Jam Malam Kota Merah” karya Toni Lesmana, saya seperti tersedot memasuki sebuah labirin yang gelap. Kalimat-kalimat pendek yang liris membuat mata sulit berhenti. Menyihir untuk terus membaca. Pada saat yang sama muncul pula kekhawatiran tak menemukan jalan keluar. Takut tersesat di dalamnya! Cengkeraman emosi sejak membaca halaman pertama terus terjalin hingga halaman akhir. Menghirup nafas dalam-dalam sekaligus menghembuskannya. Benar-benar lega! (Yanti Sri Budiarti, Guru Bahasa Indonesia, Bandung)Penulis: Toni Lesmana
Editor: A. Muttaqin
Penerbit: amper media
Cetakan Pertama: Februari 2012
Tebal: 112 Halaman
Harga: Rp. 50.000,-
Pemesanan: Melalui inbox saya atau hubungi 082115035978 (Wida).
-------
Secara umum himpunan (tiga belas) cerpen dalam Jam Malam Kota Merah bakal bikin lu merasa gelisah namun terpesona. Gak ada kalimat terbuang: semua menyentak, menghentak, menusuk, meliarkan. Toni Lesmana menggunting ide-ide dalam kepalanya secara acak namun stylish. Gue suka. (Endah Dinda Jenura, Penulis, tinggal di Cianjur)
-------
"Aku terus mengingat cara untuk dapat memasukimu. Aku ingin menceritakan perjalananku. Aku ingin mengajakmu untuk menulis dengan mata terbuka. Namun, aku hanya dapat melayang-layang. Tersesat sendiri tanpa tubuh." Kutipan paragraf terakhir dari cerpen terakhir di buku ini.
Entah kebetulan atau sengaja menempatkannya di sana. Yang jelas, dalam paragraf ini penulis seperti ingin menyimpulkan semua perjalanan gelisahnya yang tercatat dalam ketiga-belas cerpen hebat-nya. (Muhammad Shohiba Nu'man, Pengajar dan penulis)
-------
Berulangkali saya membaca kumpulan cerpen Toni Lesmana: Jam malam Kota Merah, berulangkali saya masuk di ruang imajiner yang fantastis, kata-katanya padat. Begitu pula menikmati dari kepala dan tubuhnya. Apalagi dalam cerpen berjudul Aku dan Revolusi dan Negeri Penidur. Tentu saja saya rasa buku Toni ini keren. (Pungkit Wijaya, Penulis juga Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, Bandung).
No comments:
Post a Comment