Kami memiliki dua blog khusus untuk buku sastra, terutama buku-buku sastra yang tak ada di toko buku:

1. http://pustakapelabuhan.blogspot.com/ -berisi info2 buku sastra yang bisa dipesan langsung ke penulisnya. Anda bisa memberikan info buku2 sastra yang sedang terbit lewat dinding Indrian Koto atau Jualan Buku Sastra.

2. http://jualbukusastra.blogspot.com/. Berisi daftar buku yang bisa dipesan kepada kami secara langsung. Anda bisa bekerjasama dengan kami dalam distribusi kecil-kecilan.

Saturday, October 4, 2008

Katalog Buku Penerbit Akar Indonesia, Frame Publishing dan Carang Book

KATALOG Buku-buku
AKAR Indonesia, Carangbook dan Frame Publishing


AKAR Indonesia

1. Nyanyian Batanghari (Novel)

Pengarang : Hary B. Kori’un
Tebal : xx + 258
Ukuran : 14 x 20 cm
ISBN : 979-99838-0-0
Cetakan : I, Agustus 2005
Harga : Rp. 35.000

Sebuah novel yang sarat dengan ekspose peristiwa nyata, dipadukan dengan keliaran imajinasi, dalam ranah sejarah kontemporer Indonesia. Bercerita tentang seorang jurnalis bernama Martinus Amin yang menjalani pahit-getir perjuangannya sebagai aktivis bawah tanah. Berbagai gejolak sosial seperti kericuhan petani di Tongar, Pasaman, pembakaran kelapa sawit di Pangkalan Kerinci sampai peristiwa Mei 1998 dialami Martinus, yang membuatnya terpisah dari orang-orang yang mencintainya: Sari, Katrin, Sari!
Sastrawan Ahmad Tohari mengomentari buku ini sebagai berikut: ”Keberanian Hary B. Kori’un mendokumentasikan gerakan mahasiswa dan dampak kerusuhan Mei 1998 dalam novel ini, patut dihargai. Ditambah peristiwa-peristiwa penting lainnya yang terjadi di tanah air, dengan dilandasi riset yang cukup lengkap, membuat novel ini menjadi penting.Sangat menarik!”


2. Di Lengkung Alis Matamu (Kumpulan Puisi)

Pengarang : Johannes Sugianto
Pengantar : Joko Pinurbo
Tebal : x + 110
Ukuran : 13 x 20 cm
ISBN : 979-99839-3-2
Cetakan : I, November 2006
Harga : Rp. 20.000

Kumpulan puisi ini dapat dikatakan khas, setidaknya dilihat dari proses kelahirannya, yakni dari dunia maya. Penyairnya memang dikenal luas sebagai salah seorang aktivis sastra cyber, khususnya dalam blog www.blue4gie.com yang dikelolanya dengan intensif. Puisi-puisinya yang renyah, enak dinikmati, namun tanpa kehilangan contens sosialnya, menjadi garansi tersendiri untuk menyelusuri ranah kreatif Johannes. Untuk semua itu, penyair Joko Pinurbo merasa perlu menulis sepucuk surat yang disertakan sebagai kata pembuka dalam buku ini. Tulis Joko,”Jo, sajak-sajakmu seperti si bijak yang sedang membawakan renungan atau piwulang...”


3. Sebatang Ceri di Serambi (Kumpulan Cerpen)

Pengarang : Fakhrunnas MA Jabbar
Pengantar : Maman S. Mahayana
Penutup : Prof. Dr. Harry Aveling
Tebal : xxii + 168
Ukuran : 13 x 20 cm
Cetakan : I, November 2005
II, Juni 2007
ISBN : 979-9983-91-6
Penghargaan : Anugerah Sagang, 2006 dan 10 besar KLA
Harga : Rp. 27.000




4. Latopajoko dan Anjing Kasmaran (Kumpulan Cerpen)

Pengarang : Badaruddin Amir
Pengantar : Joni Ariadinata
Tebal : xii + 258 halaman
Ukuran : 13 x 20 cm
Cetakan : I, Februari 2007
ISBN : 979-998-382-7
Harga : Rp. 35.000



5. Karena Saya Ingin Berlari (Kumpulan Cerpen)

Pengarang : Kadek Sonia Piscayanti
Pengantar : Putu Wijaya
Tebal : xxiv + 176 halaman
Ukuran : 13 x 19,5 cm
Cetakan : I, Maret 2007
ISBN : 979-99839-5-9
Harga : Rp. 30.000



6. Para Pecinta Selat Phillips (Kumpulan Cerpen)

Pengarang : Hasan Aspahani, Samson Rambah Pasir, Ramon Damora, dkk.
Tebal : 144 halaman
Ukuran : 13 x 19,5 cm
ISBN : 979-998390-8
Cetakan : I, Maret 2007
Harga : Rp. 22.000


7. Hujan Meminang Badai (Kumpulan Puisi)

Pengarang : Tri Astoto Kodarie
Pengantar : Maman S. Mahayana
Tebal : xxviii + 124 halaman
Ukuran : 13 x 19,5 cm
Cetakan : I, Maret 2007
ISBN : 979-9983-88-6
Harga : Rp. 20.000



8. Emas Sebesar Kuda (Kumpulan Cerpen)

Pengarang : Ode Barta Ananda
Tebal : xii + 172 halaman
Ukuran : 13 x 19,5 cm
Cetakan : I, Oktober 2007
ISBN : 979-1684-81-2
Harga : Rp. 28.000

9. Penunggang Kuda Negeri Malam (Kumpulan Puisi)

Pengarang : Ahda Imran
Kata pembuka : Miranda Risang Ayu
Kata penutup : I Bambang Sugiharto
Tebal : 148 halaman
Ukuran : 13 x 19,5 cm
ISBN : 978-979-1684-82-0
Jumlah : 700 eksmplar
Harga : Rp. 30.000

Buku kumpulan puisi tunggal perdana Ahda Imran ini berisi 70 sajak terpilih periode 1995-2008 atau sekitar 13 tahun proses kepenyairannya. Selain menyair, Ahda dikenal luas sebagai penulis tetap rubrik seni budaya (”Khazanah”) di Harian Pikiran Rakyat, Bandung. Liputannya tentang seni pertunjukan, pameran lukisan dan fenomena kebudayaan yang muncul saban pekan, meninggalkan jejak tersendiri dalam penciptaan. Ada persentuhannya yang khas dengan realitas, dan diterjemahkan kembali lewat pencandraan interpretasi dan renungan. Jadilah persoalan sosial di sekitar menyusup halus dan menghanyutkan. Ibarat penunggang kuda di negeri yang selalu malam (gelap), Ahda bersaksi sekaligus mendedahkan kesaksiannya itu kepada kita.
I Bambang Sugiharto mengakui, membaca puisi Ahda adalah membaca realita sebagai suasana, suasana kecemasan yang panjang dan mencekam: menatap wajah dengan “seekor anjing bermata satu mengintai dari bayang di genang air tenang” (puisi “Penghujung Tahun”). Dalam melukiskan kecemasan itu, puisi-puisi Ahda adalah imaji-imaji yang tepat, padat dan kuat. “Sesuatu sedang terjadi”, katanya, “Bayi-bayi lahir dengan lidah bersisik, dan ibu mereka adalah burung-burung gagak”.
Sementara Miranda Risang Ayu, seorang ibu rumah tangga di Bandung, yang didaulat memberi semacam kata pengantar menyatakan bahwa ia menemukan proses, aneka peristiwa dan kesunyian dalam buku ini. Semua itu memberi kekuatan untuk mencerna realitas di sekitarnya.
Buku ini kian menarik lantaran dihiasi drawing sejumlah pelukis tenar kota Bandung yang khusus dibuat untuk merespon puisi-puisi Ahda. Mereka adalah Tisna Sanjaya, Isa Perkasa dan Diyanto. Sementara desain cover dikerjakan oleh Sunaryo. **




Jurnal Cerpen Indonesia
ISSN: 1978-3175

10. Matinya Seorang Guru Mengaji (Jurnal Cerpen # 07/2007)

Pengarang : Dwi Cipta, Gunawan Maryanto, Raudal Tanjung Banua, Riki Dhamparan
Putra, Gde Aryantha Soethama, Katrin Bandel, dll.
Tebal : 250 halaman
Ukuran : 14 x 21 cm
Harga : Rp. 35.000


11. Membicarakan Cerpen Indonesia (Jurnal Cerpen #08, edisi khusus Kongres Cerpen)

Pengarang : Afrizal Malna, Agus R. Sarjono, Agus Noor, Ahmad Tohari, Taufik
Ikram Jamil, Ahmadun Y. Herfanda, Saut Situmorang, dll.
Tebal : xxxvii + 393
Ukuran : 14 x 21 cm
Harga : Rp. 55.000


12. Ratusan Mata di Mana-mana (Jurnal Cerpen # 09/2008)

Pengarang : Frans Nadjira, Martin Aleida, Yanusa Nugroho, Zulkarnaen Ishak,
Kiswondo, Shiho Sawai, dll.
Tebal : XVIII + 182 halaman
Ukuran : 14 x 21 cm
Jumlah : 600 eksmplar
Harga : Rp. 38.000

Jurnal Cerpen Indonesia (JCI) terbit sejak tahun 2002, bersamaan dengan berlangsungnya Kongres Cerpen Indonesia di berbagai kota di Indonesia secara rutin. JCI digawangi oleh Ahmad Tohari, Bakdi Soemanto, Maman S. Mahayana, Joni Ariadinata dan Raudal Tanjung Banua.
JCI edisi 09 boleh dikatakan edisi “ideal” sebab memuat cerita pendek dan esei relatif seimbang. Ada 7 cerpen dengan berbagai gaya dan tema. Ada yang kontemplatif, liris, dan ada pula yang berbentuk memoar. Para penulis cerpen edisi ini adalah Frans Nadjira, Martin Aleida, Mezra E. Pellondou, Gde Agung Lontar, Fahrudin Nasrulloh, Hery Sudiono, Yanusa Nugroho dan Zulkarnaen Ishak. Sementara itu, ada tiga esei yang bertolak dari akar persoalan yang relatif sama, yakni jejak konflik, seperti Harris Effendi Thahar yang menulis konflik PRRI dalam cerpen-cerpen Soewardi Idris; Kiswondo meneliti konflik 1965 dalam empat cerpen Indonesia dan Shiho Sawai yang menulis konflik pasca-kolonial dalam cerpen-cerpen perempuan buruh migran di Hongkong.**


CarangBook:


13. Sepasang Sepatu Sendiri dalam Hujan (Kumpulan Puisi)

Pengarang : Maulana Achmad, Inez Dikara, Dedy T. Riyadi
Penyunting : T.S. Pinang
Pengantar : Hasan Aspahani
Tebal : xx + 118 halaman
Ukuran : 13,5 x 20 cm
Harga : Rp. 27.000

Buku ini merupakan kumpulan puisi bertiga dari penyair aktivis bungamatahari, sebuah kelompok milis yang cukup populer di Jakarta dan dunia maya umumnya. Disunting dan diberi pengantar juga oleh dua sosok yang sudah lama malang-melintang di dunia cyber, yakni T.S. Pinang dan Hasan Aspahani.
Akmal Nasery Basral, jurnalis dan penulis, memberi komentar bahwa buku ini bukanlah sebuah karnaval kata-kata, meski digarap tiga kepala. Ketiga penyair justru berlomba memurnikan diri melalui gorong-gorong diksi, sebelum akhirnya bertemu kembali di dunia sunyi. **







Frame Publishing:

14. Rumah Hujan (Kumpulan Puisi)

Pengarang : Budy Utamy
Pengantar : Hasan Junus
Tebal : 101 halaman
Ukuran : 13 x 19,5 cm
Cetakan : I, Maret 2008
ISBN : 978-979-168491-x
Harga : Rp. 22.000

15. Loge (Novelet)

Pengarang : Mezra E. Pollandou
Tebal : 80 halaman
Ukuran : 12 x 18 cm
Cetakan : I, April 2008
ISBN : 979-168492-8
Harga : Rp. 15.000


16. Nama Saya Tawwe Kabota (Novelet)

Pengarang : Mezra E. Pollandou
Tebal : 120 halaman
Ukuran : 12 x 18 cm
Cetakan : I, Mei 2008
ISBN : 978-979-168494-4
Harga : Rp. 23.000

Nama Saya Tawwe Kabota merupakan kisah yang unik dari timur tanah air. Bersetting Tanah Sumba dengan padang-padang prairi, kuda, batu, madu dan tradisi Merapu, kisah terjalin lincah antara Kalli yang tegar dengan Bullu yang modern. Meski modern, toh Kalli memilih melakukan ritual suci, tawwe kabota, sebuah ritual tradisi Sumba untuk menyucikan aib. Persoalannya, semua itu dilakukan Bullu bukan lantaran ingin menikahi Kalli, orang yang dihamilinya, tetapi memilih menikahi gadis lain yang lugu dan sederhana, Ghole. Pada Ghole cinta sejati Bulu berlabuh, meski di sisi lain ia tak bisa lepas dari bayang-bayang Kalli. Pergulatan batin dengan segala kelok-likunya terus membayangi Bulu, sampai akhirnya ia bertemu seorang perempuan muda bernama Tawwe Kabota. Ternyata itulah anak yang dulu dikandung Kalli, dan nyaris terlupakan dalam hidup Bulu. **



17. Pesta Hujan di Mata Shinta (Kumpulan Cerpen)

Pengarang : Iqbal Baraas
Tebal : 138 halaman
Ukuran : 13 x 19,5 cm
Jumlah : 400 eksmplar
Harga : Rp. 25.000

Berisi 12 cerpen Iqbal Baraas, dari rentang waktu hampir 10 (sepuluh) tahun. Di tengah kecenderungan cerpen yang mengalun liris, Iqbal memilih ungkapan yang lugas sebagai sebuah ciri khas. Ceritanya melingkar dan tak tertebak akhirnya. Ia memasang ranjau pada setiap bagian ceritanya, dan dengan lihai membelokkannya jauh pada peristiwa lain. Berbagai tema direngkuhnya, mulai dari percintaan yang banal, romantika kehidupan wong cilik dan soal-soal personal seperti kehidupan rumah tangga. Gaya berceritanya yang mengalir, memadukan realitas dengan absurdisme, membawa kita ke wilayah ”dongeng modern” yang tanpa batas, mengingatkan pada mistisme Jawa ala Danarto dan teror menghentak ala Putu Wijaya.**

No comments: